Alarm Aksi Akan Segera Diserukan, “Tambangku dicaci, Tambangku Dimaki, tapi Hasilku Dinikmati”

Editor: Sony

banner 468x60

GASH – Suara rakyat penambang kembali bergema. Seruan aksi besar-besaran bertajuk “Sidang Rakyat, Rakyat Babel Menggugat” dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 10 September 2025, mulai pukul 10.00 WIB di Kantor Gubernur dan DPRD Bangka Belitung.

Aksi ini bukan sekadar demonstrasi biasa, melainkan akumulasi dari kekecewaan panjang para penambang terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil. Mereka yang selama ini menggerakkan roda ekonomi daerah, justru kerap diperlakukan sebagai pihak yang bersalah.

banner 336x280

Dalam seruannya, penambang dengan lantang menyampaikan pesan tegas “Tambangku dicaci, tambangku dimaki, tapi hasilku dinikmati.” Slogan ini menjadi simbol perlawanan terhadap stigma negatif yang terus dilekatkan, sementara hasil kerja keras mereka tetap menjadi penopang utama perekonomian Bangka Belitung.

Melalui gerakan ini, massa penambang mengusung Tritura Penambang Babel tiga tuntutan utama yang mereka nilai sebagai jalan keluar bagi tambang rakyat

1. Optimalisasi IUP BUMN dan swasta melalui skema kemitraan.
Penambang mendesak agar perusahaan pemegang izin usaha pertambangan tidak hanya menguasai izin di atas kertas, tetapi membuka ruang kemitraan yang adil dengan penambang rakyat.

2. Stabilitas dan normalisasi harga timah. Fluktuasi harga yang tidak terkendali membuat penambang berada dalam ketidakpastian. Mereka menuntut adanya kebijakan konkret untuk menjaga kestabilan harga sehingga penambang tidak terus merugi.

3. Pemulihan kembali aktivitas tambang rakyat serta jaminan perlindungan hukum. Mereka menuntut kejelasan hukum yang melindungi, bukan menekan, masyarakat kecil yang menggantungkan hidupnya dari timah.

Tuntutan ini mencerminkan situasi mendesak yang dihadapi penambang saat ini. Selama bertahun-tahun, aktivitas tambang rakyat dihantui ketidakpastian, dan lemahnya keberpihakan pemerintah.

Gerakan ini juga menegaskan bahwa timah bukan sekadar komoditas, tetapi urat nadi ekonomi Bangka Belitung.

Dengan mengusung slogan #PenambangBersatu dan #TimahPenopangEkonomiBABEL

Para penambang berharap pemerintah daerah maupun pusat tidak lagi menutup mata, melainkan segera membuka ruang dialog untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.

Aksi ini menjadi alarm keras bahwa rakyat Bangka Belitung tidak tinggal diam. Mereka bergerak, bersatu, dan menegaskan bahwa kontribusi tambang rakyat tidak boleh terus dipinggirkan, apalagi dijadikan kambing hitam.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *