Menabur Madu yang Berselimut Racun

Sony

banner 468x60

GASH – Dalam setiap teriakan suara lantang, selalu ada Vibra suara yang bersaing di telinga nurani, satu berteriak lantang mengatasnamakan kebenaran, dan satu lagi berbisik halus menyelinap lewat manisnya kata.

Jangan sampai langkah kita terpeleset oleh tutur kata yang merayu, sebab tidak semua yang terdengar itu indah berasal dari niat yang tulus terkadang itu adalah hanyalah kepentingan belaka.

banner 336x280

Terkadang lidah mampu menabur madu untuk menenangkan hati yang sedang kelabu, namun di baliknya tersembunyi racun yang siap melumpuhkan sesuatu.

Lidah adalah sekeping daging kecil tanpa tulang, namun memiliki kuasa yang mampu mengguncang dunia. Dari lidah, lahir kata-kata yang bisa menjadi penawar hati yang terluka, tetapi lidah juga bisa menjelma racun yang melumpuhkan nurani. Ia dapat menjadi jembatan kasih, namun juga bisa berubah menjadi pisau belati.

Ketika lidah berbalut kejujuran dan kebijaksanaan, ia menyejukkan seperti embun di pagi hari. Namun saat dikendalikan oleh nafsu buruk, ia dapat menjelma bagaikan bara yang membakar perlahan tanpa suara.

Banyak yang tumbang bukan karena pedang, melainkan karena lidah yang menusuk seakan menembus ke tulang.

Lidah adalah simbol kendali diri dan kesadaran batin. Ia mencerminkan sejauh mana seseorang mampu menimbang kata sebelum berbicara.

Kebijaksanaan sejati bukan terletak pada seberapa banyak kita berbicara, tapi seberapa dalam kita memahami makna.

Begitu pula dunia terkadang berjalan antara kebenaran dan niat, antara nurani dan ambisi. Maka di sinilah ujian sejati bagi yang ingin berdiri tegak di atas prinsip, bukan di atas bujuk rayu atau janji semu.

Langkah sejati tidak lahir dari kepalsuan, melainkan dari kesadaran dan keikhlasan. Karena tujuan tanpa keikhklasan hanyalah panggung untuk memanfaatkan situasi, bukan jalan menuju prestasi.

Berhati-hatilah dalam melangkah. Bedakan antara suara kebenaran dan gema nada pamrih yang disamarkan. Jangan biarkan kata manis menipu arah atau menutup pandangan dari kenyataan.

Begitu pula dengan tujuan hidup dan perjuangan. Tidak semua jalan yang mudah adalah jalan yang benar, dan tidak semua perlawanan adalah bentuk kesalahan. Kadang, justru keberanian untuk melawan adalah bukti bahwa kita tahu arah yang kita tuju.

Pancaran cahaya matahari yang begitu terang, namun menyilaukan pandangan hingga kita tak lagi mampu melihat dengan jernih. Di balik sinarnya yang hangat, tersembunyi bayangan yang panjang, bayangan hasrat dan bayang semu yang rapi disembunyikan.

Terang belum tentu jujur, dan gelap belum tentu dusta. Yang sejati adalah hati yang tak berubah meski cahaya dan gelap silih berganti.

Artikel ini tidak bermaksud untuk menyinggung siapa pun. Tulisan ini hanyalah sebuah opini yang dirangkai oleh seorang jurnalis pinggiran sebagai karya reflektif yang sarat makna tentang perjalanan dan realitas kehidupan.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *