Gash – Berjalan lebih dari satu bulan aktifitas Ponton isap produksi (PIP) Legal di Wilayah Izin Usaha pertambangan (WIUP) PT Timah Tbk diperairan laut kubu berjalan dengan aman dan tentram serta dapat dukungan dari “Kelompok Kerja” masyarakat desa yang tergabung dari dusun Air Bulang, Pijal Melayu, Desa Kaposang, Kec Toboali, kabupaten Bangka Selatan.
Hal ini sebagai upaya mendorong perekonomian masyarakat desa sekitar dan peran aktif dalam bersinergi antara pihak mitra PT Timah Tbk dan masyarakat serta berkomitmen mengawal hasil produksi untuk diserahkan sepenuhnya kepada PT Timah Tbk sebagai pemegang WIUP.
Terkait pemberitaan di media sosial yang mengatakan pihak mitra diduga melakukan kecurangan serta kegiatan tersebut tidak dikawal oleh pihak PT Timah, Pihak mitra usaha dan panitia kelompok kerja serta pengawas dari pihak PT Timah seraya mengatakan Hal tersebut tidak lah benar.
“Kami selaku pihak mitra sebelumnya telah melakukan sosialisasi terlebih dahulu dan bersyukur mendapatkan dukungan secara resmi dari kelompok kerja masyarakat desa dan kami bekerja secara Legal bermitra kepada PT Timah Tbk selaku pemegang IUP,” Terang Andy pengelola
“Setiap hari kami kerja selalu didampingi oleh pihak PT Timah Tbk dan peran aktif panitia kelompok kerja,” Lanjut dia
“Atas dasar tuduhan kepada Kami saya rasa tidak benar dan tidak dapat dibuktikan dengan kebenarannya bahwa kami membawa hasil biji timah dalam jumlah besar, sekitar 2 hingga 4 kampil, pada malam hari menggunakan kapal sped lidah,” tegas Andy.
“Kami bekerja disini sudah memasuki beberapa bulan bersyukur kami dapat dukungan dan saling bersinergi dengan kelompok kerja masyarakat setempat,” pungkas Andy
Pantauan wartawan, Tampak dengan jelas di pos penimbangan yang telah berjalan beberapa bulan itu terdapat pengawalan dari pihak PT Timah Tbk, anggota kepolisian polres Bangka Selatan, kelompok kerja serta mitra usaha. Sabtu, 12 April 2025.
Tak sampai disitu saja, Dikatakan beberapa nelayan setempat bahwa, Selama ini mereka tidak pernah usil apalagi berniat untuk mengganggu kegiatan yang telah berlangsung dengan baik hanya saja, Hal tersebut terjadi miskomunikasi. Bahwa selama ini ada dari beberapa kelompok nekayan sekitar tidak tersentuh.
Salah satu nelayan yang bermukim diwilayah tersebut mengaku dengan adanya aktifitas PIP sebelum lebaran idul Fitri kemarin mereka sangat merasakan dampak positif dari kegiatan tersebut.
Ternyata hadirnya aktifitas tambang PIP diwilayah itu dapat memberikan dampak positif bagi nelayan sekitar, ojek prahu menjadi alternatif dalam meraup rezeki.
Salah seorang nelayan ojek speed mengaku bersyukur dapat meraup rezeki dari ojek speed perorang dikenakan 25 ribu rupiah.
Terkait kompensasi, Pihak mitra telah melaksanakan kewajiban mereka sesuai dengan kesepakatan awal.
(Sonic Djokers)