GASH – Dugaan kasus jual beli lahan kembali mencuat hingga memicu reaksi keras dari warga. Ratusan massa dari Desa Pergam mendatangi Kantor Desa Pergam, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), pada Jumat (12/09/2025) sore.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes dan desakan warga melalui aspirasi agar pemerintah desa memberikan penjelasan secara terbuka terkait dugaan praktik jual beli lahan yang dianggap merugikan masyarakat. Massa menuntut adanya transparansi dan keadilan dalam pengelolaan tanah di wilayah tersebut.
Massa menyampaikan sejumlah poin tuntutan secara tertulis. Dalam surat yang ditandatangani oleh perwakilan masyarakat, sedikitnya terdapat enam poin tuntutan utama, antara lain,
1. Menghentikan seluruh aktivitas di wilayah Sungai Kenis, baik ekosistem maupun aktivitas lainnya, sampai adanya penyelesaian permasalahan yang ada di desa.
2. Menertibkan lahan desa dan segera menetapkan SK lahan desa.
3. Membuka secara lengkap pihak penjual, pembeli, maupun penggarap lahan Sungai Kenis, dan tidak melindungi pihak yang terlibat karena DAS Sungai Kenis telah untuk diperjualbelikan/ digarap.
4. Agar masyarakat desa Pergam yang memiliki lahan dan dapat dibuktikan kepemilikannya dapat diakomodir dengan proses penerbitan surat menyurat.
5. Pemerintah Desa dan BPD agar segera menindaklanjuti tuntutan resmi masyarakat.
6. Batas waktu diberikan satu minggu dari hari ini, mulai Jumat 12 September 2025 sampai dengan Jumat 19 September 2025.
Dalam vedio singkat, salah seorang warga dalam membacakan poin-poin tuntutan masyarakat tersebut mewanti-wanti kepala desa dan juga BPD, dalam kurun waktu satu Minggu kedepan agar bekerja dan tuntutan mereka harus segera di tanggapi dalam kesepakatan artinya kejelasan hitam di atas putih.
Di hadapan massa, Kepala Desa Pergam Sukardi bersama BPD serta dihadiri TNI dan kepolisian setempat menyambut aspirasi warga dan menegaskan pihaknya siap menindaklanjuti.
“Saya atas nama kepala desa terimakasih kepada bapak-bapak yang telah hadir, Apabila ada kata-kata yang kurang sopan yang telah menyinggung disini saya mohon maaf, tapi yang paling penting semoga pertemuan ini mudah-mudahan membawa berkah buat,” kata Sukardi kepala desa pada saat di hadapan massa