Warga Toboali Beragama Konghucu Gelar Tradisi Sembahyang Rebut

Sony

banner 468x60

GASH – Warga Toboali keturunan Tionghoa yang beragama Konghucu melaksanakan tradisi “chit ngiat pan” atau Sembahyang Rebut di sejumlah kelenteng Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Jumat (5/9/2025) malam.

Pantauan wartawan, sejak senja warga mulai berdatangan ke kelenteng dengan membawa sesajian. Sesembahan itu ditempatkan di meja yang telah disediakan untuk kemudian dipersembahkan dalam ritual sembahyang, sebelum nantinya direbut pada waktunya.

banner 336x280

Selain itu, biasanya di area sesembahan sembahyang terdapat replika berupa patung dan bentuk replika lainnya

Aliongto, salah satu tokoh masyarakat Tionghoa Toboali, menjelaskan bahwa Sembahyang Rebut rutin digelar setiap tahun pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek.

“Tradisi ini wajib dilaksanakan sebagai warisan leluhur, juga sebagai doa bagi arwah para pendahulu,” ungkap Aliongto.

Menurutnya, sebagian warga di Toboali ada yang lebih dahulu melaksanakan ritual pada tanggal 14 bulan 7 Imlek. Meski berbeda hari, ia menegaskan hal itu tidak mengurangi makna dari Sembahyang Rebut itu sendiri.

Lebih lanjut, ia menjelaskan adanya perbedaan makna sembahyang antara arwah yang memiliki keluarga dengan yang tidak.

“Untuk arwah tanpa keluarga, sembahyang dilakukan di kelenteng. Sedangkan bagi arwah yang masih memiliki keluarga, sembahyang dilakukan di rumah masing-masing,” pungkasnya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *